PRINSIP-PRINSIP
BELAJAR
Seperti
John Watson (1931), Skinner percaya bahwa psikologi dapat menjadi sains hanya
melalui studi perilaku. Berbeda dengan Watson, Skinner mempelajari jenis
perilaku yang lain-perilaku yang tidak secara otomatis dipicu oleh stimulus
tertentu.
Asumsi Dasar
Dasar karya Skinner terdiri dari deskripsinya
tentang sifat dari ilmu behavioral dan sifat dari proses belajar.
Sifat
Ilmu Behavioral
Tujuan dari setiap ilmu pengetahuan adalah menemukan
hukum-hukum relasi yang jelas di antar kejadian-kejadian di lingkungan. Tugasnya
adalah menemukan variabel bebas/independen (kondisi atau kejadian) apa yang
menimbulkan perubahan dalam variabel terikat/dependen, yakni perilaku.
Misalnya, kondisi atau kejadian apa yang menyebabkan siswa senang mengerjakan
tugas dan kondisi apa yang menyebabkan siswa mengabaikan perkerjaan rumah?
b. Definisi Belajar
Skinner (1950) mendefinisikan belajar sebagai perubahan
perilaku. “Belajar bukan melakukan – belajar adalah mengubah apa tang kita
lakukan”. Contohnya, anak kecil mungkin melihat satu keranjang berisi tiga apel
dan satu keranjang berisi 10 apel dan mengatakan keranjang 10 apel tersebut
lebih banyak. Kemudian, ketika anak tersebut mulia belajar berhitung, dia dapat
mengidentifikasi jumlah spesifik dalam setiap kelompok dan menunjukkan selisih
jumlah keduanya.
Ringkasan
Asumsi Dasar dalam Pengkondisian
Asumsi
|
Dasar Rasional
|
|
1-4.
Agar dapat disebut sains, psikolog harus : (a) mempelajari kejadian yang
dapat diamati dan dapat diukur; (b) dilakukan didalam kondisi yang dikontrol
dengan cermat dan ; (c) menentukan kejadian lingkungan yang merupakan
penyebab.
5.Relasi
yang tepat hanya dapat diungkapkan melalui riset atas subyek individual.
6.Karena
tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kejadian yang tampak yang memperkuat
atau melemahkan frekuensi respons (perubahan behavioral), maka organisme
tertentu (hewan atau manusia) bukan faktor utama.
|
ATURAN
DASAR PERUBAHAN PERILAKU
Thorndike mengidentifikasi tiga komponen penting dari
perubahan perilaku, yaitu :
- Kesempatan dimana perilaku terjadi
- Perilaku itu sendiri
- Konsekuesnsi dari perilaku
Salah
satu kekurangan dalam analisis Thorndike adalah dia menyebutkan konsekuensi
yang menyebabkan peningkatan perilaku itu sebagai reward. Skinner
mengganti istilah reward dengan istilah reinforcing consequency
dan reinforcement, serta mendefinisikannya dalam makna kaitannya dengan
perilaku. Secara khusus penguatan adalah setiap konsekuensi behavioral yang
memperkuat perilaku; yaitu penguat meningkatkan frekuensi respon.
Ada tiga klasifkasi penguatan umum. Pertama adalah
penguatan primer dan sekunder (yang dikondisikan). Penguatan primer adalah
penguatan yang dalam kondisi tepat, dapat meningkatkan frekuensi tanpa
pelatihan. Penguatan sekunder adalah penguatan melalui asosiasi dengan kejadian
yang telah berfungsi sebagai penguat. Kedua penguatan umum, adalah
penguatan yang berfungsi dalam berbagai macam situasi. Ketiga penguatan
positif atau negatif adalah cara konsekuensi penguatan berfungsi.
Selain
penguat, Skinner juga mengidentifikasi istilah hukuman, yaitu untuk mereduksi
frekuensi perilaku tertentu.
Sumber
:
Gtedler, Margaret.E., 2011., Learning and instruction, teori
dan aplikasi. Jakarta: Kencana
.
0 komentar:
Posting Komentar