1. Pengertian
Pola Asuh Orang Tua
Orangtua
dalam kelurga sebagai pimpinan keluarga sangat berperan dalam meletakkan
dasar-dasar kepribadian anak, karena orangtua merupakan pendidik, pembimbing,
dan pelindung bagi anak-anaknya.
Keberhasilan
remaja dalam membentuk tingkah laku secara tepat di masyarakat adalah
ditentukan oleh peranan lingkungan. keluarga khususnya orang tua dalam
mengarahkan serta mengembangkan kemampuan anak membentuk tingkah lakunya.
Menurut Hurlock (1999) orangtua adalah orang
dewasa yang membawa anak ke dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas
orangtua melengkapi dan mempersiapkan anak menuju ke kedewasaan dengan
memberikan bimbingan dan pengarahan yang dapat membantu anak dalam menjalani
kehidupan. Dalam memberikan bimbingan dan pengarahan pada anak akan berbeda
pada masing-masing orangtua kerena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi
tertentu yang berbeda corak dan sifatnya antara keluarga yang satu dengan
keluarga yang lain.
.Jadi, pola asuh orang tua merupakan gaya pendidikan dan
metode disiplin yang diterapkan orang tua dalam berinteraksi dengan
anak-anaknya dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua
Baumrind (dalam Berk, 1994) membedakan pola
asuh menjadi :
a.
Authoritarian
Orang tua berlaku sangat ketat dan mengontrol anak dengan mengajarkan standar dan tingkah laku. Pola asuh ini mengakibatkan kurangnya hubungan yang hangat dan komunikatif dalam keluarga. Anak dari pola asuh ini cenderung moody, murung, ketakutan, sedih, menggambarkan kecemasan dan rasa tidak aman dalam berhubungan dengan lingkungannya, menunjukkan kecenderungan bertindak keras saat tertekan dan memiliki harga diri yang rendah.
Orang tua berlaku sangat ketat dan mengontrol anak dengan mengajarkan standar dan tingkah laku. Pola asuh ini mengakibatkan kurangnya hubungan yang hangat dan komunikatif dalam keluarga. Anak dari pola asuh ini cenderung moody, murung, ketakutan, sedih, menggambarkan kecemasan dan rasa tidak aman dalam berhubungan dengan lingkungannya, menunjukkan kecenderungan bertindak keras saat tertekan dan memiliki harga diri yang rendah.
b.
Authoritative
Orang tua memiliki batasan dan harapan yang jelas terhadap tingkah laku anak, mereka berusaha untuk menyediakan paduan dengan menggunakan alasan dan aturan dengan reward dan punishment yang berhubungan dengan tingkah laku anak secara jelas. Orang tua sangat menyadari tanggung jawab mereka sebagai figur yang otoritas, tetapi mereka juga tanggap terhadap kebutuhan dan kemampuan anak. Pola asuh ini dapat menjadikan sebuah keluarga hangat, penuh penerimaan, mau saling mendengar, peka terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk berperan serta dalam mengambil keputusan di dalam keluarga.
Anak dengan pola asuh ini berkompeten secara sosial, enerjik, bersahabat, ceria, memiliki keingintahuan yang besar, dapat mengontrol diri, memiliki harga diri yang tinggi, serta memiliki prestasi yang tinggi.
Orang tua memiliki batasan dan harapan yang jelas terhadap tingkah laku anak, mereka berusaha untuk menyediakan paduan dengan menggunakan alasan dan aturan dengan reward dan punishment yang berhubungan dengan tingkah laku anak secara jelas. Orang tua sangat menyadari tanggung jawab mereka sebagai figur yang otoritas, tetapi mereka juga tanggap terhadap kebutuhan dan kemampuan anak. Pola asuh ini dapat menjadikan sebuah keluarga hangat, penuh penerimaan, mau saling mendengar, peka terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk berperan serta dalam mengambil keputusan di dalam keluarga.
Anak dengan pola asuh ini berkompeten secara sosial, enerjik, bersahabat, ceria, memiliki keingintahuan yang besar, dapat mengontrol diri, memiliki harga diri yang tinggi, serta memiliki prestasi yang tinggi.
c.
Permissive
Orang tua cenderung mendorong anak untuk bersikap otonomi, mendidik anak berdasarkan logika dan memberi kebebasan pada anak untuk menentukan tingkah laku dan kegiatannya. Anak dengan pola asuh ini cenderung tidak dapat mengontrol diri, tidak mau patuh, tidak terlibat dengan aktivitas di lingkungan sekitarnya.
Orang tua cenderung mendorong anak untuk bersikap otonomi, mendidik anak berdasarkan logika dan memberi kebebasan pada anak untuk menentukan tingkah laku dan kegiatannya. Anak dengan pola asuh ini cenderung tidak dapat mengontrol diri, tidak mau patuh, tidak terlibat dengan aktivitas di lingkungan sekitarnya.
d.
Pola Asuh tidak Terlibat
Orang tua sama sekali tidak melakukan kontrol pada anak, hanya memberikan materi, cenderung untuk lebih memperhatikan dan mementingkan kebutuhan dirinya dengan menunjukkan sedikit perhatian kepada anaknya karena orang tua merasa ada baiknya menolak keberadaan anak karena mereka sendiri memiliki banyak masalah dan cenderung merespon anak dengan sadis. Anak dengan pola asuh ini akan memiliki keterbatasan dalam akademis dan sosial.
Orang tua sama sekali tidak melakukan kontrol pada anak, hanya memberikan materi, cenderung untuk lebih memperhatikan dan mementingkan kebutuhan dirinya dengan menunjukkan sedikit perhatian kepada anaknya karena orang tua merasa ada baiknya menolak keberadaan anak karena mereka sendiri memiliki banyak masalah dan cenderung merespon anak dengan sadis. Anak dengan pola asuh ini akan memiliki keterbatasan dalam akademis dan sosial.
3.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua
Menurut
Hurlock (1995) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola asuh orang tua,
yaitu karakteristik orang tua yang berupa :
a.
Kepribadian orang tua
Setiap
orang berbeda dalam tingkat energi, kesabaran, intelegensi, sikap dan
kematangannya. Karakteristik tersebut akan mempengaruhi kemampuan orang tua
untuk memenuhi tuntutan peran sebagai orang tua dan bagaimana tingkat
sensifitas orang tua terhadap kebutuhan anak-anaknya.
b.
Keyakinan
` Keyakinan yang dimiliki orang tua mengenai pengasuhan
akan mempengaruhi nilai dari pola asuh dan akan mempengaruhi tingkah lakunya
dalam mengasuh anak-anaknya.
c.
Persamaan dengan pola asuh yang diterima
orang tua
Bila
orang tua merasa bahwa orang tua mereka dahulu berhasil menerapkan pola asuhnya
pada anak dengan baik, maka mereka akan menggunakan teknik serupa dalam
mengasuh anak bila mereka merasa pola asuh yang digunakan orang tua mereka
tidak tepat, maka orang tua akan beralih ke teknik pola asuh yang lain.
d.
Penyesuaian dengan cara disetujui kelompok
Orang
tua yang baru memiliki anak atau yang lebih muda dan kurang berpengalaman lebih
dipengaruhi oleh apa yang dianggap anggota kelompok (bisa berupa keluarga
besar, masyarakat) merupakan cara terbaik dalam mendidik anak.
e.
Usia orang tua
Orang
tua yang berusia muda cenderung lebih demokratis dan permissive bila
dibandingkan dengan orang tua yang berusia tua.
f.
Pendidikan orang tua
Orang
tua yang telah mendapatkan pendidikan yang tinggi, dan mengikuti kursus dalam
mengasuh anak lebih menggunakan teknik pengasuhan authoritative dibandingkan
dengan orang tua yang tidak mendapatkan pendidikan dan pelatihan dalam mengasuh
anak.
g.
Jenis kelamin
Ibu
pada umumnya lebih mengerti anak dan mereka cenderung kurang otoriter bila
dibandingkan dengan bapak.
h.
Status sosial ekonomi
Orang
tua dari kelas menengah dan rendah cenderung lebih keras, mamaksa dan kurang
toleran dibandingkan dengan orang tua dari kelas atas.
i.
Konsep mengenai peran orang tua dewasa
Orang
tua yang mempertahankan konsep tradisional cenderung lebih otoriter dibanding
orang tua yang menganut konsep modern.
j.
Jenis kelamin anak
Orang
tua umumnya lebih keras terhadap anak perempuan daripada anak laki-laki.
k.
Usia anak
Usia
anak dapat mempengaruhi tugas-tugas pengasuhan dan harapan orang tua.
l.
Temperamen
Pola asuh yang diterapkan orang tua akan sangat mempengaruhi temperamen seorang anak. Anak yang menarik dan dapat beradaptasi akan berbeda pengasuhannya dibandingkan dengan anak yang cerewet dan kaku.
Pola asuh yang diterapkan orang tua akan sangat mempengaruhi temperamen seorang anak. Anak yang menarik dan dapat beradaptasi akan berbeda pengasuhannya dibandingkan dengan anak yang cerewet dan kaku.
m.
Kemampuan anak
Orang
tua akan membedakan perlakuan yang akan diberikan untuk anak yang berbakat
dengan anak yang memiliki masalah dalam perkembangannya.
n. Situasi
Anak yang mengalami rasa takut dan kecemasan biasanya tidak diberi hukuman oleh orang tua. Tetapi sebaliknya, jika anak menentang dan berperilaku agresif kemungkinan orang tua akan mengasuh dengan pola outhoritative.
DAFTAR PUSTAKA
Anak yang mengalami rasa takut dan kecemasan biasanya tidak diberi hukuman oleh orang tua. Tetapi sebaliknya, jika anak menentang dan berperilaku agresif kemungkinan orang tua akan mengasuh dengan pola outhoritative.
DAFTAR PUSTAKA
1 komentar:
Thanks infonya. Oiya ngomongin pola asuh, orang tua miliareder Bill Gates ternyata punya cara tersendiri dalam mendidik buah hatinya tersebut, hingga akhirnya dia bisa sukses seperti sekarang ini. Sebagai orang tua, kamu bisa menconteknya loh. Begini cara mengasuhnya: Tips mengasuh anak agar bisa sukses seperti Bill Gates
Posting Komentar