David J. Schwartz sebagai seorang motivator yang dapat
mempengaruhi banyak orang yang hidup di atas muka bumi ini untuk dapat
merubah dunia dengan cara berpikir baru ala Schwartz.
Pada
pembahasan ini David J. Schwartz menyampaikan tentang sebuah keyakinan, keyakinan tentang
sebuah keberhasilan, keberhasilan yang didasari oleh keyakinan.
Begitupula yang ditulis Schwartz, ia memberikan penjelasan bagaimana
sesungguhnya kepercayaan itu bekerja. Menurut Schwartz, pada saat kita
membangun kepercayaan kita tentang kemampuan untuk melakukan sesuatu,
contohnya “Saya dapat melakukannya” dan benar-benar meyakininya, maka
secara langsung “bagaimana melakukannya” pun berkembang secara
otomatis. Jadi pada kesimpulannya, kalau kita belum memulai sesuatu
dengan keyakinan kita, maka sesuatu itu tidak akan terjadi karena kita
tidak mengetahui bagaimanan cara melakukannya, namun pada saat kita
memulai Sesutu dengan keyakinan, maka secara otomatis kita akan
mengetahui bagaimana cara melakukan apa yang kita inginkan.
Pendapat ini memang tepat
diserangkaikan dengan beberapa pendapat dalam teori-teori membangun
kekuatan berpikir, bahwa kekuatan berpikir pada prinsipnya adalah
membangun kekuatan kita dari cara berpikir biasa kepada cara berpikir
luar biasa yang orang lain anggap sebuah hal yang mustahil untuk
dikerjakan, atau hanya sebuah lintasan pikiran saja[2].
Banyak orang yang terpuruk ketika
mereka tidak tau apa yang mereka lakukan, karena mereka tidak memiliki
obat kekuatan berpikir tersebut. Sebab memang kekuatan berpikir lahir
dari sebuah sikap kritis terhadap gejala perubahan, karena memang
semuanya akan berubah kecuali perubahan itu sendiri[3]. Dari sinilah ketika menilai bahwa Schwartz adalah Agent of Change yang dapat menawarkan solusi bagi permasalahan setiap orang tentang kehidupan dengan cara berpikir tersebut.
Sebagian dari kita memang terkadang
berlebihan dalam menghadapi pemikiran yang sedikit berbeda, atau dalam
kata lain kita malah sering “mengadili pikiran”[4] yang lahir dari track record seseorang
yang negative, namun sesungguhnya buah pikiran mereka menjadi
bersahabat bagi sebagian orang. Pada saat sebagian orang merasa
bersahabat dengan apa yang diyakininya, maka mereka berhak memilih
keyakinannya.sumber :
0 komentar:
Posting Komentar