Komponen
Secara umum metakognisi dapat dikatakan
sebagai berpikir tentang pemikiran. Beberapa perspektif menekankan pengetahuan
individual tentang kognisi dan penggunaan strategi. Yang lainnya menekannkan
baik itu pengetahuan maupun pengaturan kognisi.
Pengetahuan
kognisi. Komponen utama dari
metakognisi adalah:
- pengetahuan dan kesadaran tentang pemikiran diri sendiri, dan
- pengetahuan tentang kapan dan di mana mesti menggunakan strategi yang diperoleh. Pengetahuan tentang pemikiran seseorang mencakup informasi tentang kapasitas dan keterbatasan dirinya sendiri dan kesadaran akan kesulitan selama belajar sehingga dapat dilakukan perbaikan.
Keterampilan metakognisi adalah proses
yang mengontrol penggunaan strategi dalam tugas-tugas kognitif. Yang terasuk
dalam metakognisi adalah
- pengetahuan tentang kognisis yang mencakup pengetahuan mengenai tugas, strategi, rencana pembelajaran dan tujuan,
- kapabiltas seseorang dalam mengelola kognisi.
Termasuk
di dalamnya adalah penentuan tujuan, mengaktifkan sumber daya yang relevan,
memilih strategi yang tepat, mengevaluasi pemahaman diri, mengecek kemajuan
diri, dan mengarah ulangkan upaya jika diperlukan. Meskipun bersifat sadar dan
internal, proses metakognisis dapat dilakukan secara otomatis dan semakin luas
basis pengetahuan seseorang pemelajar di bidang tertentu, semakin berkurang
kebutuhannya akan strategi metakognitif.
Empat
kondisi umum untuk pembelajaran metakognitif adalah :
- pembelajaran dengan kesadaran akan kegunaan,
- kriteria kinerja dan penilaian yang membutuhkan aktivitas metakognitif;
- memberi conth strategi dengan penguatan dan
- latihan ekstensif dalam situasi yang berbeda dengan penguatan.
Selama
pembelajaran, diskusi singkat dapat mengeksplorasi tujuan strategi metakognitif
dan mengeksplorasi hubungan antara kondisi tugas, strategi dan produk dari
tugas-tugas yang berbeda. Monitoring diri dan evaluasi juga harus dimasukkan
sebagai bagian dari pembelajaran keterampilan metakognitif.
Bentuk
masalah
Komponen
formal dari suatu masalah adalah ketentuan, tujuan, dan kegiatan yang
diperbolehkan atau prosedur yang mengubah informasi tertentu. Situasi juga
mencakup hambatan yang merintangi kemajuan dalam memecahkan masalah.
Terdapat
dua kategori masalah adalah masalah yang diidentifikasi dengan baik
(informasinya eksplisit) dan yang diidentifikasi dengan buruk (informasinya
impisit). Dari perpektif pemelajar, masalah bisa dideskripsikan sebagai sesuatu
yang rutin (mengandung solusi yang segera dikenali) dan ssuatu yang nonrutin
(melibatkan mengembangkan solusi baru). Akan tetapi dari dua hal tersebut
adalah masalah yang membutuhkan restrukturisasi strategi sebelumnya agar sesuai
dengan tujuan yang baru.
Subproses dalam Pemecahan Masalah
Empat subproses
utama dari pemecahan masalah yang membutuhkan semua metakognisi adalah
merepresentasikan masalah, merencanakan strategi, mengatasi halangna dan
melaksanakan rencana.
Subproses
|
Peran Keterampilan Metakognitif
|
1.
Merepresentasikan masalah
(mengidentifikasi cirri paling relevan dan menciptakan peta mental atas
komponen-komponennya).
|
1 a. Membantu dalam mengakses
informasi yang relevan dari memori jangka panjang yang dapat memberi
kontribusi pada identifikasi komponen masalah utama).
b. Membantu menciptakan
“peta mental” dari ketentuan, relasi antar-unsur, tujuan, dan batasan
(Davidson & Sternberg 1998).
c. Membantu perekaman
selektif,kombinasi selektif, dan perbandingan selektif ketika diperlukan
(Davidson & Sternberg 1998).
|
2.
Perencanaan.
|
2a. Me-riview dan memilih
rencana dan strategi, mungkin menggunakan eksplorasi yang terstruktur
(Schoenfeld, 1992).
|
3.
Mengatasi halangan.
|
3a. Membantu dalam pencarian
ingatan jangka panjang untukinformasi baru.
b. Mulai melakukan 1c di
atas.
|
4.
Meaksanakan rencana (dan mengatasi
masalah).
|
4a. Memonitor kemajuan dan
memodifikasi rencana ketika perlu.
b. Kembali ke-3 jika perlu.
|
Daftar
Pustaka
Gtedler, Margaret. E., 2011., Learning and instruction, teori dan aplikasi. Jakarta: Kencana
0 komentar:
Posting Komentar