Kognitif
kognitif
adalah, perubahan dalam pemikiran, kecerdasan, dan bahasa. Proses perkembangan
kognitif ini memampukan anak untuk mengingat pelajaran dan pengetahuan baru.
Menurut Piaget proses perkembangan kognitif pada anak bermula dari sebuah
pertanyaan "siapa yang tahu isi dari pikiran anak?" Pada tahap ini
anak menggunakan skema dalam memahami dunia mereka, serta bagaimana anak mampu
mengasosiasikan dan memahami pemikiran mereka.
Kemampuan bahasa pada anak juga mempengaruhi apakah perkembangan kognitif itu sudah berjalan dengan baik atau tidak.
Kemampuan bahasa pada anak juga mempengaruhi apakah perkembangan kognitif itu sudah berjalan dengan baik atau tidak.
Proses
Kognitif
1. Pemahaman
Konseptual
Pemahaman
konseptual adalah kunci dari pembelajaran. Tujuannya untuk membantu anak
memahami konsep utama suatu subjek, bukan sekedar mengingat fakta yang
terpisah-pisah. Konsep merupakan kategori mengelompokkan objek, kejadian, dan
karakteristik berdasarkan properti umum.
2. Berfikir
Berfikir
adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori.
Hal ini sering dilakukan dalam pembentukan konsep, penalaran, berfikir kritis,
membuat keputusan, berfikir kreatif, dan memecahkan masalah. Penalaran adalah
pemikiran logis menggunakan logika untuk menghasilkan kesimpulan.
Motivasi
Motivasi
berasal dari bahasa Inggris yaitu "Motivation" dengan kata dasar
yaitu Motive yang berarti tujuan. Jadi kata motif ini bisa dikatakan sebagai
sebab, tujuan, pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu yang
dinginkannya.
Motivasi
adalah proses pemberian semangat, arah, dan kegigihan perilaku (perilaku yang
penuh energi, terarah, dan bertahan lama). Motivasi ada yang intrinsik maupun
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah dorongan yang di dapat dari dalam (diri
sendiri), misalnya keinginan untuk berprestasi, untuk membahagiakan orang tua
dengan menunjukkan prestasi. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang di dapat
dari luar, misalnya dorongan dari orang tua agar anak dapat belajar lebih giat
lagi dalam belajar.
Tujuan
instruksional
Tujuan
Instruksional (Instructional Objectives)
Defenisi Tujuan Instruksional
Materi
suatu bidang studi tidak mungkin menjadi milik kita, tanpa dipelajari terlebih
dahulu, baik dipelajari sendiri maupun diajarkan oleh guru. Proses atau
kegiatan mempelajari materi ini terjadi dalam saat terjadinya situasi belajar
mengajar atau pengajaran (instruksional). Dari perkatan pengajaran atau instruksional
inilah maka timbul istilah tujuan instruksional merupakan bagaian dari
pembelajaran, berbagai defenisi tujuan instruksional disampaikan oleh beberapa
tokoh diantanya :
- Robert
F. Mager (1962), tujuan instruksional sebagai tujuan perilaku yang hendak
dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi tingkat
kompetensi tertentu,
- Eduard
L. Dejnozka dan David E. Kavel (1981), tujuan instruksional adalah suatu
pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam bentuk perilaku atau
penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil
belajar yang diharapkan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang tersamar
(covert),
- Fred
Percival dan Henry Ellington (1984), tujuan instruksional adalah suatu pernyataan
yang jelas menunjukkan penampilan atauketerampilan siswa tertentu yang
diharapkan dapat sicapai sebagai hasil belajar.
Dari
beberapa defenisi diatas maka tujuan instruksional adalah tujuan yang
menggambarkan pengethuan, kemampuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki
oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk
tingkah laku (behavior) yang dapat diamati dan diukur.
Tujuan
pengajaran (Instruksional) dikelompokkan menjadi dua yaitu:
- Tujuan Instruksional Umum (TIU), yang
menggariskan hasil-hasil dianeka bidang studi yang harus dicapai oleh
siswa.
- Tujuan Instruksional Khusus (TIK).yang
merupakan penjabaran TIU yang menyangkut satu pokok bahasan atau topik
pelajaran tertentu sebagai tujuan pengajaran yang kongkrit dan spesifik,
yang dianggap cukup berharga, wajar dan pantas yang dapat direalisasikan
dan bertahan lama demi tercapainya tujuan instruksional umum. TIK dapat
dibedakn menjadi dua aspek yakni:
- Aspek
jenis perilaku yang dituntut oleh siswa.
- Aspek
isi yakni aspek terhadap hal yang harus dilakukan.
Manfaat Tujuan Instruksional
Dalam
pembaharuan system pendidikan yang berlaku di Indonesia sekarang ini, setiap
guru dituntut untuk mengetahui tujuan pembelajaran dari kegiatannya mengajar
dengan titik tolak kebutuhan siswa. Oleh karena itu dalam merancang system
belajar yang akan dilakukannya, langkah pertama yang ia lakukan adalah membuat
tujuan instruksional. Adapun manfaat tujuan instruksional adalah:
- Guru
mempunyai arah untuk memilih bahan pelajaran dan memilih prosedur (metode)
mangajar,
- Siswa
mengetahui arah belajarnya,
- Setiap
guru mengetahui batas-batas tugas dan wewenang mengajarkan suatu bahan
sehingga diperkecil kemungkinan timbulnya celah (gap) atau saling
menutup (overlap) antar guru,
- Guru
mempunyai patokan dalam mengadakan penilaian kemajuan belajar siswa,
- Guru
sebagai pelaksana dan petugas-petugas pemegang kebijaksanaan (decision
maker) mempunyai criteria untuk mengevaluasi kualitas maupun efiensi
pengajaran.
Daftar pustaka
Santrock, J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group.
0 komentar:
Posting Komentar