Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an. Sejarah Psikologi bahkan ilmu pengetahuan yang kita kenal kebanyakan berpusat dari perkembangan awal sejarah eropa dari masa yunani, romawi hingga akhir abad 19 yang kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia.
Dalam buku Sejarah dan Sistem
Psikologi oleh James F. Brennan pada tahun 2006, pendekatan dan orientasi ilmu
dalam dunia psikologi bermula dari filsafat masa Yunani, yaitu masa transisi
dari pola pikir animisime ke natural science, yaitu pengetahuan
bersumber dari alam. Pada masa ini perilaku manusia berusaha diterangkan
melalui prinsip-prinsip alam atau prinsip yang dianalogikan dengan gejala alam.
Sepanjang masa kekaisaran
romawi, perdebatan mengenai manusia bergeser dari topik kehidupan yang luas,
hubungan antara manusia dengan lingkungannya /alam, ke arah pemahaman tentang
kehidupan secara lebih spesifik, yaitu hubungan antara aspek-aspek di dalam
diri manusia itu sendiri.
Masa Renaisans adalah peralihan
masa, dimana pengetahuan bersifat doktrinal di bawah pengaruh gereja berubah ke
masa peran nalar. Semangat pencerahan semakin tampak nyata dalam perkembangan
science dan filsafat melalui menguatnya peran nalar (reason) dalam
segala bidang. Munculnya diskusi tentang. “knowledge” yang menyebabkan
perkembangan ilmu dan metode ilmiah yang maju dengan pesat. Penekanan pada
fakta-fakta yang nyata daripada pemikiran yang abstrak. (Berdampak pada kajian
psikologi sehingga ingin menjadi kajian yang ilmiah dan empiris)
Pasca Renaisans, Psikologi
mencoba menjadi bagian dari ilmu faal muncul pada abad 19 seiring dengan kemajuan
ilmu alam (natural science). Dimana pada fase inilah mulai ada jawaban
yang empirik dan ilmiah dari pertanyaan-pertanyaan yang kerap muncul di masa
lalu seperti: Apa itu jiwa (soul)?Bagaimana bentuk konkritnya?
Bagaimana mengukurnya? Bagaimana hubungan body-soul ? Semua Pertanyaan
itu terjawab dengan Kemajuan-kemajuan di bidang fisiologis, meliputi
riset-riset di bidang aktivitas syaraf , sensasi, dan otak yang memberi dasar
empiris dari soul (jiwa), yang juga sebelumnya dianggap sangat abstrak.
Pada akhir abad 19, dengan
perkembangan natural science dan metode ilmiah secara mapan
sebagaimana diuraikan di bagian sebelumnya, konteks intelektual Eropa sudah
“siap” untuk menerima psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri dan
formal.
Tanah kelahiran psikologi adalah
Jerman. Oleh karenanya munculnya psikologi tidak dapat dilepaskan dari konteks social
Jerman yang memiliki misi membentuk manusia berkualitas dan penyedia tenaga
kerja yang professional. Wilhelm Wundt, orang pertama yang memproklamirkan
psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu. Wundt adalah seorang doktor yang
tertarik pada bidang fisiologis, dimana fisiologis merupakan jalan bagi
psikologi untuk bisa masuk dalam ranah empiris ilmiah dan berdiri sebagai ilmu
yang mandiri.
Hingga kemudian kajian ilmu
psikologi terbentuk dan berkembang dengan munculnya berbagai macam aliran
psikologi. Berikut adalah bentuk gambaran dan perkembangan kajian ilmu
psikologi:
JERMAN
Psikologi strukturalisme
/ Eksperimen menekankan pada elemen mental, bahwa mental (jiwa) bisa
diempiriskan dengan proses fisiologis
Psikologi Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah sebab bentuk kesatuannya juga hilang. Menekankan pada fenomenologis dalam aktifitas mental namun tetap empiris. (pindah ke amerika tetapi sulit berkembang akibat aliran behaviorisme)
Psikoanalisa mengikuti keaktifan mental dari Gestalt (Freud dengan psikodinamikanya pada level kesadaran dan non kesadaran) namun tidak empiris (mencegah bergantung pada empirisme). Tidak seperti ke dua aliran sebelumnya dijerman, psikoanalisa berkembang bukan dari riset para akademisi, tapi berdasarkan pengalaman dari praktek klinis hipnosis dalam menangani pasien histeria.
Psikologi Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah sebab bentuk kesatuannya juga hilang. Menekankan pada fenomenologis dalam aktifitas mental namun tetap empiris. (pindah ke amerika tetapi sulit berkembang akibat aliran behaviorisme)
Psikoanalisa mengikuti keaktifan mental dari Gestalt (Freud dengan psikodinamikanya pada level kesadaran dan non kesadaran) namun tidak empiris (mencegah bergantung pada empirisme). Tidak seperti ke dua aliran sebelumnya dijerman, psikoanalisa berkembang bukan dari riset para akademisi, tapi berdasarkan pengalaman dari praktek klinis hipnosis dalam menangani pasien histeria.
AMERIKA
Psikologi Fungsionalisme
penekanan pada fungsi mental bukan hanya penjabaran elemen-elemen mental
(fisiologis)
Psikologi Behaviorisme menyatakan bahwa jiwa atau proses mental bisa diempiriskan melalui perilaku nyata bukan fisiologis
Psikologi Humanistik menyumbangkan arah yang positif dan optimis bagi pengembangan potensi manusia, disebut sebagai yang mengembalikan hakikat psikologi sebagai ilmu tentang manusia, perspektif dan metodenya bersumber dari filsafat setelah perang dunia II.
Psikologi Behaviorisme menyatakan bahwa jiwa atau proses mental bisa diempiriskan melalui perilaku nyata bukan fisiologis
Psikologi Humanistik menyumbangkan arah yang positif dan optimis bagi pengembangan potensi manusia, disebut sebagai yang mengembalikan hakikat psikologi sebagai ilmu tentang manusia, perspektif dan metodenya bersumber dari filsafat setelah perang dunia II.
0 komentar:
Posting Komentar